cover
Contact Name
Nasrul Wathoni
Contact Email
majalah@farmasetika.com
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
majalah@farmasetika.com
Editorial Address
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Bandung-Sumedang KM.21, 45363 Sumedang
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Majalah Farmasetika
ISSN : -     EISSN : 26862506     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmasetika Edisi Khusus merupakan majalah online farmasi di Indonesia berbentuk artikel ilmiah populer, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasi. Edisi khusus ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian. Majalah Farmasetika Edisi Khusus terbit 5 kali dalam setahun.
Articles 39 Documents
Search results for , issue "Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019" : 39 Documents clear
Analysis of Hospital Pharmacist Credentials in Yogyakarta Region Andayzgo MS Isnandi; Irma Risdiana; Sabtanti Harimurti
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25869

Abstract

Competent human resources such as doctors, nurses, pharmacists and others will improve the patient safety of a hospital. To assess the competence of hospital human resources can be measured by credentials. The credential process needs to be done to the pharmacist because although a pharmacist has received a pharmacist's diploma from an accredited college, the hospital remains obliged to perform competence verification through the credential process for the patient safety in the hospital and also considering the competence of a person influenced by several factors. The purpose of this study is to analyze the pharmacy credential system in Indonesia, especially the pharmacist credential system in the Yogyakarta area hospital. A qualitative study using in-depth interview and focus group discussions were conducted in three hospitals in Yogyakarta with different characteristics. In-depth interview was attended by 1 participant, consisting of the representatives of the professional organization. Every FGD was attended by 5-10 participants, consisting of pharmacists working in hospitals in Yogyakarta. The results of the in-depth interview and FGDs were analyzed with a qualitative approach. Currently there is no specific law enforcement regulation related to the credential system for pharmacists. The credential system becomes a hospital requirement after the accreditation and fulfillment of administrative requirements of accreditation become the main motivation held pharmacist credentials. Pharmacist has the needs of improving the credential system both in theory and application. The absence of legally enforceable regulations has resulted in many unfamiliarities. Expectations of pharmacist practitioners on the process of ideal pharmacist credentials are possible with supporting elements of professional organizations.
Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik Pada Unit Hemodialisis Rumah Sakit Swasta di Yogyakarta Irkhamnia Humma Lilia; Wori Supadmi
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25860

Abstract

Gagal ginjal kronik dapat terjadi karena beberapa faktor resiko seperti DM, hipertensi dan gangguan penyakit metabolik lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan dan odds ratio antara riwayat hipertensi, riwayat DM, riwayat penggunaan OAINS, riwayat merokok dan riwayat penggunaan minuman suplemen energi dengan kejadian GGK di Rumah Sakit Swasta di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan case control, yang diambil dari pasien umur 15-75 dengan jumlah sampel sebanyak 92 pasien. Data sekunder diperoleh dari rekam medik pasien dan data primer diperoleh melalui wawancara. Berdasarkan analisis hasil penelitian menggunakan uji chi-square, menunjukkan bahwa hipertensi secara statistik ada hubungan yang bermakna dengan kejadian GGK (OR = 13,988, p< 0,05; CI = 4,634 – 42,222) yaitu resiko mengalami GGK 13 kali lebih besar dari kelompok kontrol. Riwayat penggunaan OAINS disertai riwayat penyakit faktor risiko GGK juga menunjukkan ada hubungan bermakna dengan kejadian GGK (OR = 3,556, p< 0,05; CI = 1,500-8,429) yaitu memiliki resiko mengalami GGK 3,5 kali lebih besar dari kelompok kontrol. Sedangkan riwayat penyakit DM (OR = 1,230, p> 0,05; CI =0,347 – 4,355), riwayat merokok (OR = 1,454, p>0,05; CI = 0,621-3,407), riwayat penggunaan minuman suplemen berenergi (OR = 1,190, p>0,05; CI = 0,525-2,697) secara statistik menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna dengan kejadian GGK. Terdapat hubungan antara riwayat penyakit hipertensi, riwayat penggunaan obat anti inflamasi non steroid disertai riwayat penyakit faktor resiko GGK dengan kejadian GGK. Tidak terdapat hubungan antara riwayat penyakit DM, riwayat merokok, riwayat penggunaan minuman suplemen berenergi dengan kejadian GGK.
Uji Efek Antiinflamasi Ektrak Etanol 70% Daun Leunca (Solanum Nigrum Linn) Terhadap Tikus Putih (Rattus Norvegicus Linn) Rabima Rabima; Immanuelly Sirait
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25885

Abstract

Inflamasi adalah suatu respon protektif lokal yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) jaringan yang cedera ataupun agen penyebab cidera. Tanaman Leunca mengandung senyawa flavonoid yang berkhasiat sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antiinflamasi ekstrak etanol 70% daun leunca (Solanum nigrum Linn) terhadap edema telapak kaki tikus putih jantan galur Sprague dawley. Subjek yang digunakan sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok, yang terdiri dari Kontrol Negatif (Na CMC 0,5 %), Kontrol Positif (Natrium Diklofenak 13,5 mg/kg BB), dan kelompok perlakuan dengan dosis 250 mg/kg BB, 350 mg/kg BB, 450 mg/kg BB diberikan secara oral. Induksi dilakukan menggunakan karagenan 1% sebanyak 0,1 ml secara sublantar. Pengukuran dilakukan tiap 60 menit selama 6 jam setelah penyuntikan karagenan menggunakan plestimometer. Kemudian dihitung persen inhibisi radang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji statistik one-way anova dilanjutkan dengan uji Least Significance Difference dengan tingkat kepercayaan 95%. Dari presentasi inhibisi rata – rata dilihat bahwa presentase Na. Diklofenak sebagai kontrol positif memiliki presentasi tertinggi sebesar 33,31%, dosis 1 (250mg/kg BB) memiliki presentase inhibisi sebesar 18,6%, dosis 2 (350mg/kg memiliki presentase inhibisi terbesar kedua dari kontrol positif sebesar 31,87%, dan dosis 3 (450mg/kg BB) memiliki presentase inhibisi sebesar 12,075%. Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan (P < 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa ektrak etanol 70% daun leunca dapat menurunkan volume udem pada kaki tikus yang diinduksikan dengan karagenan 1%, dengan persen inhibisi radang tertinggi adalah pada dosis 2 (350 mg/kg BB).
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Kadar LDL Darah Mencit Surya Dharma; Fitrini Fitrini; Zulkarni Zulkarni
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25835

Abstract

Daun sirih merah (Piper crocatum) mengandung senyawa  yang salah satunya flavonoid, dimana besar peranannya sebagai anti oksidan dalam pembuluh darah di jantung dan otak. Antioksidan diasumsikan dapat menghambat peradangan yang disebabkan oleh tingginya kadar LDL  dalam pembuluh darah. LDL merupakan lemak jenuh yang bersifat radikal bebas yang dapat menimbulkan peradangan pada pembuluh darah. Penelitian ini dilakukan bertujuan agar kandungan senyawa flavonoid ini mampu mengantisipasi pembentukan radang di dalam pembuluh darah, sehingga aterosklerosis dan trombosis dapat dicegah. Metode yang digunakan adalah dengan optimalisasi kadar LDL dalam darah dengan cara pemberian kuning telur puyuh. Hewan uji terdiri atas 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Kelompok 1 merupakan kelompok yang hanya diberikan makanan standar, CMC dan air. Kelompok 2 adalah kelompok yang diberikan kuning telur selama 14 hari. Kelompok 3,4 dan 5 diberikan variasi dosis ekstrak sirih merah secara berurutan (200, 280 dan 400 mg/kg BB). Penelitian dilakukan selama 21 hari, diamati pada hari ke 7, 14 dan 21. Kadar LDL diukur menggunakan alat Lipid Pro. Setelah dihitung diperoleh data bahwa pemberian dosis 400 mg/kg BB pada pengamatan hari ke 14 dan 21, merupakan dosis yang mampu menurunkan kadar LDL darah secara maksimal (p<0,05) baik berdasarkan hasil data yang diperoleh maupun dihitung dalam bentuk persentase. Efek dalam bentuk persentase, dibandingkan dengan kontrol positif disetiap waktu pengamatan yang sama. Pemberian ekstrak daun sirih merah dosis 400 mg/kgBB pada hari ke 14 dan 21, mampu menurunkan kadar LDL dengan maksimal (p<0.05) pada mencit putih sebagai hewan uji.
Formulasi dan Evaluasi Fisik Masker Wajah Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Yenni Puspita Tanjung; Anti Malep Rokaeti
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25875

Abstract

Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan salah satu buah yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, dimana kandungan antioksidan tertinggi berada pada kulit buah naga merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi masker wajah gel peel off ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan variasi konsentrasi polivinil alkohol (PVA) yang memenuhi syarat evaluasi fisik gel. Masker wajah gel peel off dengan kandungan ekstrak kulit buah naga merah dibuat dalam tiga formula dengan variasi konsentrasi polivinil alkohol (F1 : 6%, F2 : 10%, dan F3 : 14%) sebagai pembentuk lapisan film. Evaluasi fisik yang dilakukan, yaitu berupa uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji waktu kering, dan uji daya sebar yang dilakukan selama penyimpanan 28 hari pada suhu ruang (25oC) dan suhu dingin (8oC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula masker wajah gel peel off ekstrak kulit buah naga merah memenuhi syarat evaluasi fisik selama penyimpanan 28 hari pada suhu dingin untuk formula F2 dan F3. Hasil evaluasi fisiknya yaitu kedua formula memiliki bentuk yang konsisten, tidak mengalami perubahan warna dan bau, memiliki pH yang memenuhi syarat dan stabil yaitu berada pada pH 6, pada uji daya sebar dan uji waktu kering memenuhi syarat yaitu daya sebar antara 5,12-6,82 cm dan waktu kering antara 25-30 menit. Formula masker wajah gel peel off ekstrak kulit buah naga merah dengan variasi konsentrasi PVA yang memenuhi syarat evaluasi fisik gel selama penyimpanan 28 hari pada suhu dingin adalah F2 dan F3.
Pola Penggunaan Antibiotik Dalam Swamedikasi Pada Mahasiswa Tahun Pertama Bersama (TPB) Universitas Mataram Siti Fatmah; Siti Rahmatul Aini; Iman Surya Pratama
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25865

Abstract

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dalam swamedikasi sering terjadi di berbagai kalangan tak terkecuali mahasiswa. Ketidaktepatan penggunaan menyebabkan peningkatan resiko efek samping dan resistensi antibiotik sehingga diperlukan implementasi swamedikasi yang tepat. Studi pola penggunaan obat pada kalangan mahasiswa di Kota Mataram masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola penggunaan antibiotik dalam swamedikasi pada mahasiswa TPB Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif pada 400 mahasiswa TPB yang dipilih secara acak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2018 di Unit Pelaksana Tahun Pertama Bersama Universitas Mataram. Data karakteristik demografi dan pola penggunaan antibiotik diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Data karakteristik demografi meliputi nama, nim, alamat, asal sekolah, asal fakultas, dan kontak responden. Pola penggunaan antibiotik meliputi alasan penggunaan, indikasi, sumber mendapatkan, lama terapi, dan efek samping  Analisis dilakukan secara deskriptif. Dari 421 mahasiswa, 379 pernah menggunakan antibiotik. Mahasiswa terdiri dari 119 laki-laki dan 260 perempuan dengan rata-rata usia 17-18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antibiotik untuk mengobati flu dan batuk selama 1-3 hari (43%). Antibiotik diperoleh dengan mudah di apotek berdasarkan rekomendasi tenaga kesehatan (49,6%). Antibiotik jika digunakan berlebihan dapat meningkatkan resiko efek samping seperti mual muntah 35,9%. Penggunaan dihentikan jika efek samping terjadi dan berkonsultasi ke dokter (51,7%). Penggunaan antibiotik dalam swamedikasi pada mahasiswa TPB masih belum tepat ditinjau dari pola penggunaan antibiotik. 
Aktivitas Penghambatan Denaturasi Albumin dan Efek Anti-Inflamasi Campuran Ekstrak Herba Meniran, Daun Kelor, Daun Salam Dian Ratih Laksmitawati; Claudia Tiffani
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25890

Abstract

Kombinasi herbal dalam satu formula memiliki keuntungan antara lain sinergisitas efek. Daun salam, daun kelor dan herba meniran dilaporkan memiliki aktivitas anti-inflamasi, namun dalam bentuk kombinasinya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan aktivitas anti-inflamasi dari meniran (Phyllanthus niruri L.), daun kelor (Moringa oleifera Lamk) dan daun salam (Syzigium polyanthum (Wight) Walp) dalam bentuk tunggal dan kombinasinya secara in vitro dan in vivo. Metode : Metode pengujian aktivitas antiinflamasi in vitro menggunakan metode penghambatan denaturasi albumin sedangkan uji in vivo menggunakan metode edema pada telapak kaki tikus putih jantan. Ketiga daun dari tanaman tersebut masing-masing dibuat ekstrak dengan maserasi etanol 70%. Sebagai sampel uji in vitro, dibuat 7 macam yaitu : ekstrak meniran (M) tunggal, ekstrak kelor (K), tunggal ekstrak salam (S) tunggal  dan ekstrak kombinasi M:K:S dengan perbandingan  = 1:1:1, 2:1:1, 1:2:1, 1:1:2. Ekstrak dengan aktivitas antiinflamasi in vitro tertinggi akan diujikan secara in vivo. Hasil dari pengujian in vitro menunjukkan persen inhibisi denaturasi albumin tertinggi pada kombinasi meniran : kelor : salam (1:2:1) sebesar 60,04% ± 0,32 dan secara in vivo diperoleh persen penghambatan edema kaki tikus yang diinduksi karagenan sebesar 9,06%. Aktivitas penghambatan denaturasi albumin Na diklofenak sebagai kontrol adalah 84,06% dan secara invivo sebesar 41,21%. Aktivitas anti-inflamasi in vivo ektrak tunggal meniran sebesar 19,59%. Kombinasi ekstrak daun meniran, kelor dan salam dengan perbandingan 1:2:1 mempunyai aktivitas antiinflamasi melalui metode penghambatan denaturasi albumin yang cukup besar (60,04%), namun aktivitas penghambatan radang kaki tikus tidak sebaik in vitronya (9,06%).
Implementasi Bioetika oleh Apoteker yang Bekerja pada Industri Farmasi Gunawan Widjadja
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25853

Abstract

Bioetika selalu dikonotasikan dengan pelayanan kefarmasian, di mana apoteker berhubungan langsung dengan pasien. Dengan demikian timbul pertanyaan bagaimana dengan apoteker yang bekerja pada industri farmasi, yang tidak pernah berhubungan langsung dengan pasien. Apakah apoteker pada industri farmasi tetap wajib melaksanakan bioetika dalam pekerjaan kefarmasiannya. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab dan menjelaskan bahwa apoteker yang bekerja pada bidang industri farmasi tetap wajib melaksanakan bioetika dalam pekerjaan kefarmasiannya tersebut. Penelitian ini adalah penelitian pendekatan kualitatif, yang bersifat deskriptif analitis. Data yang dicari dan dipergunakan adalah data sekunder yang merupakan merupakan kajian tentang konsep dan teori bioetika yang dihubungkan dengan pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, khususnya dalam industri farmasi. Pada penelitian ini pembahasan tentang industri farmasi dibatasi hanya pada industri pembuatan obat jadi. Analisis dilakukan dengan melakukan kajian terhadap rangkaian pekerjaan kefarmasian dalam industri farmasi, khususnya dalam pembuatan obat jadi, yang wajib dilakukan oleh apoteker agar obat yang dihasilkan dapat memberikan hasil yang optimum bagi pasien. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan produksi obat tidak lepas dari kewajiban apoteker untuk memastikan bahwa keempat pilar bioetika tetap dipenuhi. Mulai dari proses pengadaan bahan baku, pemilihan formulasi, proses pembuatan hingga pengemasan dan penyimpanan obat jadi, apoteker wajib mempertimbangkan bioetika dalam pelaksanaan pekerjaannya tersebut. Apoteker yang bekerja di sektor industri farmasi wajib melaksanakan empat pilar bioetika dalam proses produksi obat, meskipun dalam kegiatan produksi obat itu sendiri apoteker tidak berhubungan langsung dengan pasien.
Identifikasi Kejadian Reaksi Obat Merugikan pada Pasien Geriatri yang Menderita Hipertensi di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung Andi Ika Julianti; Lia Amalia; Sri Hartini
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25879

Abstract

Reaksi obat merugikan merupakan masalah yang sering terjadi pada geriatri, karena beberapa faktor seperti penurunan fungsi fisiologis dan organ, gangguan nutrisi, multipatologi dan polifarmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis reaksi obat merugikan pada pasien hipertensi yang diterapi di ruang rawat inap geriatri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu rekomendasi bagi apoteker dan praktisi kesehatan lain untuk menjamin keamanan terapi pasien geriatri. Penelitian non experimental cross sectional ini dilakukan secara retrospektif. Penentuan probabilitas diperoleh dengan menggunakan skala Naranjo. Kriteria sampel yang digunakan adalah pasien hipertensi yang berusia di atas 65 yang terdiri dari pasien pria dan wanita yang mengalami rawat inap dalam periode waktu Agustus 2012 – Januari 2013. Diperoleh data penderita hipertensi geriatri sebanyak 86 dengan pria 40 (46,51%) dan wanita 46 (53,48%). Dalam menentukan probabilitas digunakan sampel sebanyak 32, pria 11 dan wanita 21 dengan menggunakan skala Naranjo dan hasil yang didapat : definite (dapat mungkin) 7, possible (mungkin) 8 dan diragukan 17. Diperoleh jumlah data dari masalah yang terkait obat selama proses terapi : tepat dosis 59,37% dan dosis tidak tepat 34,37%. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ditemukan adanya masalah terkait dengan obat khususnya reaksi obat merugikan pada geriatri yang menderita hipertensi. Dengan demikian, untuk menurunkan terjadinya reaksi obat merugikan perlu dilakukan pengidentifikasikan pada pemakaian obat dengan menghubungkan faktor-faktor khusus yang dialami oleh para geriatri.
Gambaran Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki pada Pengobatan Tuberkulosis di Puskesmas Kabupaten “X” Yogyakarta dan Hubungannya dengan Kepatuhan Minum Obat Lucia VIta Inandha Dewi; Lukman Hakim; Sismindan Sismindan; Ngatidjan Ngatidjan; Soni Prabowo Putra
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25870

Abstract

Pemantauan Reaksi Obat Tidak Dikehendaki (ROTD) perlu dilakukan pada pasien tuberkulosis untuk menjamin keamanan selama pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien mengingat banyaknya jenis obat yang digunakan dan durasi pengobatan yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ROTD yang terdiri dari : jenis, jumlah kejadian, dan waktu timbul, serta mencari hubungan antara terjadinya ROTD dengan kepatuhan minum obat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan studi kohort terhadap 33 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, di beberapa puskesmas kabupaten X Yogyakarta, pada tahun 2017. Data ROTD didapat dari hasil wawancara dan pengisian lembar isian yang terdiri dari 12 macam pilihan ROTD mayor dan minor, data kepatuhan didapat dari pengisian kuesioner dengan metode Morisky Modification Adherence Scalle (MMAS)-8. Dari keseluruhan subyek yang diteliti  66,6 %  mengalami ROTD, 4,5%  mengalami lebih dari 5 jenis ROTD, 31,8%  mengalami 3 jenis, 27,27%  mengalami 2 jenis, dan 31,8%  mengalami 1 jenis. Dari 12 jenis ROTD yang diamati, terdapat 51 kejadian ROTD, dengan 11,76% kategori mayor yaitu gatal pada kulit dan gangguan penglihatan, serta 88,2%  kategori minor. Gangguan pencernaan adalah jenis ROTD paling banyak dialami yaitu sebanyak 69% kejadian, sementara kram otot dan demam masing-masing sebesar 1,9%. Dari 66,6%  subyek yang mengalami ROTD tercatat kejadian timbulnya ROTD terbanyak terjadi pada 1 hingga 4 minggu setelah minum obat. Hasil uji chi-square antara kejadian ROTD dan tingkat kepatuhan menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kejadian ROTD dengan tingkat kepatuhan, taraf sig 0,602 > 0,05. Kejadian ROTD dialami oleh beberapa subyek penelitian terdiri dari ROTD mayor dan minor, namun tidak mempengaruhi tingkat kepatuhan minum obat pasien.

Page 1 of 4 | Total Record : 39


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 1 (2024) Vol 8, No 5 (2023) Vol 8, No 4 (2023) Vol 8, No 3 (2023) Vol 8, No 2 (2023) Vol 8, No 1 (2023) Vol 7, No 5 (2022): Vol. 7, No. 5, Tahun 2022 Vol 7, No 4 (2022): Vol. 7, No. 4, Tahun 2022 Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022 Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022 Vol 7, No 1 (2022): Vol. 7, No. 1, Tahun 2022 Vol 6, No 5 (2021): Vol. 6, No. 5, Tahun 2021 Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021 Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021 Vol 6, No 2 (2021): Vol. 6, No. 2, Tahun 2021 Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6, No. 1, Tahun 2021 Vol. 6, Supl. 1, Tahun 2021 Vol 5, No 5 (2020): Vol. 5, No. 5, Tahun 2020 Vol 5, No 4 (2020): Vol. 5, No. 4, Tahun 2020 Vol 5, No 3 (2020): Vol. 5, No. 3, Tahun 2020 Vol 5, No 2 (2020): Vol. 5, No. 2, Tahun 2020 Vol 5, No 1 (2020): Vol. 5, No. 1, Tahun 2020 Vol 4, No 5 (2019): Vol. 4, No. 5, Tahun 2019 Vol 4, No 4 (2019): Vol. 4, No. 4, Tahun 2019 Vol 4, No 3 (2019): Vol. 4, No. 3, Tahun 2019 Vol 4, No 2 (2019): Vol. 4, No. 2, Tahun 2019 Vol 4, No 1 (2019): Vol. 4, No. 1, Tahun 2019 Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019 Vol 3, No 5 (2018): Vol. 3, No. 5, Tahun 2018 Vol 3, No 4 (2018): Vol. 3, No. 4, Tahun 2018 Vol 3, No 3 (2018): Vol. 3, No. 3, Tahun 2018 Vol 3, No 2 (2018): Vol. 3, No. 2, Tahun 2018 Vol 3, No 1 (2018): Vol. 3, No. 1, Tahun 2018 Vol 2, No 5 (2017): Vol. 2, No. 5, Tahun 2017 Vol 2, No 4 (2017): Vol. 2, No. 4, Tahun 2017 Vol 2, No 3 (2017): Vol. 2, No. 3, Tahun 2017 Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2, No. 2, Tahun 2017 Vol 2, No 1 (2017): Vol. 2, No. 1, Tahun 2017 Vol 1, No 5 (2016): Vol. 1, No. 5, Tahun 2016 Vol 1, No 4 (2016): Vol. 1, No. 4, Tahun 2016 Vol 1, No 3 (2016): Vol. 1, No. 3, Tahun 2016 Vol 1, No 2 (2016): Vol. 1, No. 2, Tahun 2016 Vol 1, No 1 (2016): Vol. 1, No. 1, Tahun 2016 More Issue